Pernah kuberjalan di bentangan bukit sabana
Tempat aku sendiri bersama hingar bingar ilalang liar
Angin datang begitu keras menerpa,
Riuh gemuruh menggoncangkan langkah
Aku berlindung di sebatang pohon kanopi yang sendiri
Duduk terdiam di baliknya yang melawan arah angin
Terus melawan, dan bertahan
Aku terkuras, seterkuras-kurasnya.
Ke manakah gemuruh badai ini akan bersarang ?
Sampai kapankah ia di sini ?
Dan sampai kapankah ia pergi ?
Hidupku adalah jalan sunyi, dan sangsi
Pulanglah ke lembah napas itu,
Menjadi semilir yang menenangkan
(MA)
Esai Syamsurijal – Peneliti Balai Litbang Agama Makassar, dimuat pertama kali di situs blamakassar.co.id tanggal…
Judul: Kesurupan: Benarkah Kemasukan Jin? Saya terperangah membaca ulasan menarik tentang kesurupan. Buku itu disusun…
[13/5 14.09] Tini: Ton, apa guna sastra di tengah pandemi Corona? Begitulah. Tono merasa beku…
https://www.youtube.com/watch?v=91U3hmTpePQ
https://www.youtube.com/watch?v=xycQ_mzruLw
https://www.youtube.com/watch?v=t52hJyHD9-E