“Bagi perempuan, cinta adalah harapan, bahkan hidup adalah cinta, sehingga perempuan bersedia berkorban dengan cintanya.”
“Bagi perempuan, pengorbanan demi cinta bukanlah kematian, tetapi kehidupan, karena tanpa cinta perempuan tak dapat hidup. Kematian bagi mereka adalah hidup tanpa cinta.”
Kali ini saya akan mengajak kalian untuk membahas bagaimana hubungan antara cinta dan hidup ini. Setuju gak kalian jika saya menyampaikan, setiap dari kita membutuhkan cinta dan setiap dari kita membutuhkan kesempatan untuk mengungkapkan Cinta. Kedua hal ini cukup berbeda lho.
Yang pertama, bahwa setiap manusia membutuhkan perasaan Cinta, yang darinya kita temukan perasaan kasih sayang, kepedulian, dan ketulusan. Bagi saya, pengalaman perasaan Cinta pertama seseorang, yaitu ketika ia berada dalam rahim ibu, lalu pada peristiwa kelahirannya. Di sanalah kasih sayang pertama yang dialami setiap manusia: kehangatan pelukan Ibu, dan kasih sayang yang terus tumbuh ketika seorang ibu membimbing anaknya.
Kemudian yang kedua, pentingnya manusia mengungkapkan Cinta, karena Cinta merupakan sebuah energi yang berjalan atau berproses. Cinta ibarat sebuah bibit, ia mesti ditanam, lalu ditumbuhkan hingga mampu bermekaran dan mewangi. Maka dari itu, Cinta merupakan energi yang berproses dari dua insan, ada yang mengungkapkan, ada yang menerima, kemudian saling menumbuhkan dan menjaga satu sama lain.
Bagaimana, kira-kira, kalian setuju tidak dengan pendapat tersebut? Atau kalian ada pandangan lain mengenai Cinta? Mari saling berbagi dan saling memberi Inspirasi.
Pada bagian awal tulisan ini, saya mencantumkan dua kalimat pembuka mengenai pandangan cinta dalam diri perempuan. Kalimat tersebut saya peroleh dari buku Perempuan yang ditulis oleh M.Quraish Shihab pada bab Perempuan dan Cinta.
Perihal Cinta, setiap manusia tentu memiliki pandangannya masing-masing sesuai pengalamannya. Namun di sini kita akan bersama-sama melihat bahwa Cinta merupakan perasaan yang tumbuh dalam diri manusia pada idealnya menemukan diri yang lain untuk menyempurnakan perasaan Cinta tersebut.
Pembahasan ini memang mengarah pada sebuah cinta yang berorientasi pada pasangan, dua insan yang bertemu dalam frekuesi perasaan cinta yang saling menyeimbangkan. Dikatakan, bahwa Perempuan memiliki perasaan Cinta yang besar, hingga ia rela berkorban demi Cinta. Kita di sini belajar, jika insan laki-laki, dan insan perempuan memang memiliki energi cinta yang berbeda. Perempuan cenderung lebih memiliki perasaan halus, kasih sayang, dan ketulusan, yang terkadang sulit ditemukan pada insan laki-laki.
Secara natural (hukum alam), setiap perempuan memilki rahim, di mana seorang manusia akan mengawali kehidupannya dari sana. Tuhan menciptakan dan kemudian menggunakan rahim perempuan sebagai tempat seorang insan akan lahir sebagai makhluk yang suci. Perempuan tentu memiliki pengalaman kasih sayang yang lebih luas.
Kemudian, rahim perempuan tersebut mendapati nilai dan fungsinya ketika terjadi sebuah peristiwa pertemuan cinta dalam pernikahan. Ketika dua insan saling mengungkapkan dan menerima perasaan Cinta dan kasih sayang dapat tumbuh sehingga kelak mereka dapat memberikan rasa kasih sayangnya tersebut kepada anak yang telah lahir dari rahim ibunya.
Dari sini kita dapat belajar jika apa yang mestinya dilakukan insan laki-laki pada proses mencintai insan perempuan, tidak lain tidak bukan adalah memuliakannya sebagai Perempuan. Dan insan perempuan melengkapi perasaan Cinta tersebut dengan perasaan halus dan kasih sayang.
Semoga Cinta, tidak berkurang nilai dan bergeser tujuannya. Langgengnya Cinta manusia dengan kasih sayang tentu akan menjadi langgengnya alam raya yang kita memilikinya bersama.
Semoga bermanfaat!